Profil Desa

Desa Lubuk Raman


Lubuk Raman adalah sebuah desa yang dibelah oleh Jalan Lintas Sumatera. Secara administratif termasuk dalam Kecamatan Rambang Niru, Kabupaten Muara Enim - Sumsel. Jaraknya yang hanya 18 Km dari Kota Prabumulih, 55 Km dari Muara Enim ( ibukota kabupaten ) dan 109 Km dari Kota Palembang, menjadikan desa ini adalah tempat yang strategis baik secara ekonomi maupun sosial. Desa ini berpenduduk sekitar 4133 jiwa ( data tahun 2023 ) yang sebagian besar penduduknya adalah petani karet dan sebagian kecil adalah pegawai negeri, pedagang dan karyawan swasta. Luas desa ini sekitar 25,5 Km2 ( data Pemkab Muara Enim ). Desa ini dikelilingi dan dibelah oleh sungai-sungai kecil ( ayek buloh, batangahi limau, batangahi bernai, dan sungai-sungai kecil lain ). Sungai-sungai ( yanga bahasa bok haman nya - batangahi - ) ini memberikan warna tersendiri dalam keseharian warga desa ini ( kenangan mengenai batangahi ini akan diceritakan di posting yang lain ). Hampir 85% ( prediksi ) penduduk desa ini adalah warga asli yang lahir dan dibesarkan disini, sedangkan sisanya adalah pendatang yang bekerja di sekitar desa ini atau pendatang karena ikatan perkawinan. Secara geografis desa ini terletak —LU—LS—. Kontur tanah yang rata sangat menguntungkan daerah ini, terutama dalam mengembangkan pertanian seperti karet, kelapa sawit dll. Saat ini yang menjadi kepala desa adalah Bastoni, yang sudah menjabat sekitar 1 tahun yang lalu. Desa ini termasuk dalam marga Rambang Niru ( yang termasuk juga Tebat Agung, Kasih Dewa, Jemenang dan desa-desa lain disekitarnya ). Dari segi linguistik, bahasa Lubuk Raman relatif sama dengan bahasa yang digunakan marga Rambang lainnya, tetapi setiap desa mempunyai perbedaan sendiri-sendiri, baik itu dari logat ataupun penekanan pada kata tertentu ( orang rambang bisa membedakan asal desa seseorang dari logatnya meskipun terdengar persis sama). Diitinjau dari sisi ekonomi, desa ini berdekatan dengan pusat-puat ekonomi itu, seperti PT TEL, MHP dan perkebunan sawit. Lokasi pengeboran minyak ( Pertamina dan JOB nya ) juga tersebar di wilayah ini, bahkan berada dekat sekali dengan rumah-rumah penduduk. Namun yang menyedihkan, roda perekonomian daerah ini bukanlah digerakkan dari sektor migas yang bergelimang dolar ini namun justru dari perkebunan. daerah ini cuman kebagian “tahi” minyaknya saja, sambil menyaksikan para ”borjuis” baik orang lokal maupun asing berdiri dengan berkacak pinggang diatas tanah nenek moyang kita. Sungguh ironi….menyedihkan…Ditinjau dari sektor pendidikan, desa ini merupakan pelopor bagi daerah lain disekitarnya untuk memberikan kesempatan bersekolah bagi anak-anak dan generasi muda untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi. Sebagian besar generasi mudanya sudah mengenyam pendidikan setingkat SMA dan sebagian lagi meneruskan ke perguruan tinggi ( nanti kita lengkapi lagi datanya ).

Cukup sekian dulu postingan ini, kalo ada yang perlu ditambahkan, silahkan kirim komentar disini. Terutama mengenai data-data dan informasi terbaru mengenai desa ini. Maklum, penulis sekarang ada di rantau orang jadi kurang mengikuti perkembangan. Karena latar belakang inilah blog ini dibuat, untuk sekedar memberikan informasi kepada kance-kance yang jauh sehingga sedikit mengobati kerinduan akan “dusun laman”.

Posting ini sengaja saya buat dalam bahasa indonesia, sebagai pembuka untuk mengenalkan Lubuk Raman, namun setelah itu kita bebas “bebase dusun” bahkan mungkin lebih komunikatif dan tidak kaku. Penulis/pemgelola blog ini mengharapkan tulisan dari teman2 mengenai sejarah dusun, acara2 di dusun, andai-andai, pantun, lagu bahkan muning-muningan yang sudah sangat jarang kita dengar.

1 komentar:

  1. Keren banget, sekelas desa udah punya web sendiri. Semoga bisa menjadi contoh. amin

    BalasHapus